Kamis, 09 Juli 2009

Untitled


Teori segala hal sudah dirumuskan beribu tahun yang lalu namanya geometri dasar, bilangan , dan huruf-huruf. Cara menyusunnya itulah yang disebut teori segala sesuatu itu yang tercitrakan di indra maya kita via mata karena adanya cahaya matahari, lalu di korteks selebral diekstrak dengan bantuan geometri, bilangan dan huruf-huruf maka jadilah berbagai rumusan, cita rasa, kode-kode hukum pemantulan cahaya, fisika, genetika, dll.

Siapakah produk praktis implementasi teori segala hal itu? Ya kita sendiri yang bisa ngomong dengan berbagai bahasa dan menulis dengan berbagai cara, dan mencitarasakan cahaya berbagai spektrum lantas muncul realitas maya.

Perburuan teori segala hal akan kembali kepada diri kita sendiri selama kita masih menggunakan system geometri, huruf dan bilangan yang ada di bumi ini dari zaman hieroglif sampai zaman kode avatar milis internet. Jadi, upaya ilmuwan akan merujuk kepada rumusan a=qm, allah=qalbu mukminun. Alias aksioma mutlak 1 = 1 .

Kalau mau digambarkan maka lihatlah simbol huruf laam-alif, pentolan huruf laam alif adalah realitas the matrix yang kita cerna dengan berbagai ilmu dengan dasar yang sama bilangan dan abjad, itulah dasar-dasar seluruh kitab wahyu dimana al-qur'an lah satu-satunya kitab yang konsep dan penguraiannya benar karena tidak menyimpang dengan kaidah logis yang kita sepakati bersama dimana akar minus satu kali akar minus satu sama dengan -1 sehingga nilai positifnya adalah 1 sebagai aksioma mutlak benar prima kausa alias pengetahuan tauhid (biner) 10101010, alias huruf "ba" dari basmalah yang melingkar menjadi "huwal awwalu wal akhiru, wal dzahiru wal batinu, wa huwa bikulli syain qodir." (Qs: 57:3).

Tidak ada komentar: