Jumat, 23 Januari 2009

Pengertian & Makna Ma'rifatullah

Ma’rifatullah terdiri dari kata ma’rifah dan Allah. Arti Marifat secara umum adalah yang dilakukan orang alim yang sesuai dengan maksud dan tujuan ilmu sendiri. Ma‘rifat menurut ahli fiqhi adalah ilmu . Setiap ilmu itu ma’rifat, ma‘rifat itu ilmu, setiap orang alim arif dan setiap ‘arif itu alim. Ma‘rifat menurut ahli shufi ialah rasa kesadaran kepada Allah akan sifat dan asmanya
Ma’rifatullah (mengenal Allah) bukanlah mengenali dzat Allah, karena hal ini tidak mungkin terjangkau oleh kapasitas manusia yang terbatas. Sebab bagaimana mungkin manusia yang terbatas ini mengenali sesuatu yang tidak terbatas? Menurut Ibnu Al Qayyim, ma’rifatullah yang dimaksudkan oleh ahlul ma’rifah (orang-orang yang mengenali Allah) adalah ilmu yang membuat seseorang melakukan apa yang menjadi kewajiban bagi dirinya dan konsekuensi pengenalannya”. Ma’rifatullah tidak dimaknai dengan arti harfiah semata, namun ma’riaftullah dimaknai dengan pengenalan terhadap jalan yang mengantarkan manusia dekat dengan Allah, mengenalkan rintangan dan gangguan yang ada dalam perjalanan mendekatkan diri kepada Allah.
Seseorang dianggap ma’rifatullah (mengenal Allah) jika ia telah mengenali asma’ (nama) Allah sifat Allah dan af’al (perbuatan) Allah, yang terlihat dalam ciptaan dan tersebar dalam kehidupan alam ini. Kemudian dengan bekal pengetahuan itu, ia menunjukkan: sikap shidq (benar) dalam ber -mu’amalah (bekerja) dengan Allah, ikhlas dalam niatan dan tujuan hidup yakni hanya karena Allah, pembersihan diri dari akhlak-akhlak tercela dan kotoran-kotoran jiwa yang membuatnya bertentangan dengan kehendak Allah SWT, sabar/ menerima pemberlakuan hukum/aturan Allah atas dirinya, berda’wah/ mengajak orang lain mengikuti kebenaran agamanya, membersihkan da’wahnya itu dari pengaruh perasaan, logika dan subyektifitas siapapun. Ia hanya menyerukan ajaran agama seperti yang pernah diajarkan Rasulullah SAW.
Figur teladan dalam ma’rifatullah ini adalah Rasulullah SAW. Dialah orang yang paling utama dalam mengenali Allah SWT. Sabda Nabi : “Sayalah orang yang paling mengenal Allah dan yang paling takut kepada-Nya”. (HR Al Bukahriy dan Muslim). Tingkatan berikutnya, setelah Nabi adalah ulama amilun (ulama yang mengamalkan ilmunya).
Yang dimaksud dengan ulama dalam ayat ini ialah orang-orang yang mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah. Orang yang mengenali Allah dengan benar adalah orang yang mampu mewarnai dirinya dengan segala macam bentuk ibadah. Kita akan mendapatinya sebagai orang yang rajin shalat, pada saat lain kita dapati ia senantiasa berdzikir, tilawah, pengajar, mujahid, pelayan masyarakat, dermawan, dst. Tidak ada ruang dan waktu ibadah kepada Allah, kecuali dia ada di sana. Dan tidak ada ruang dan waktu larangan Allah kecuali ia menjauhinya.
Ada sebagian ulama yang mengatakan: “Duduk di sisi orang yang mengenali Allah akan mengajak kita kepada enam hal dan berpaling dari enam hal, yaitu : dari ragu menjadi yakin, dari riya menjadi ikhlash, dari ghaflah (lalai) menjadi ingat, dari cinta dunia menjadi cinta akhirat, dari sombong menjadi tawadhu’ (rendah hati), dari buruk hati menjadi nasehat”

2 komentar:

Anonim mengatakan...

ass.. Om Nick's, NEVER GIVE UP KEEP FIGHT.I really admire what have u typed within this article. salaam kangen Dari Roja Group. Lois and All. Keep going Its really good for beginning.

Anonim mengatakan...

Wa alaikumslm om lois,
salam kangen juga buat azatidz di roja, i miss u all bro. oia gmn persiapan 2nd februaryx?
mana alamat emailmu fren?